Minggu, 12 September 2010

"Pembakaran Al-Qur'an Bahayakan Tentara AS di Afghanistan"

KABUL (Berita SuaraMedia) – Komando militer teratas AS di Afghanistan telah mencela rencana sebuah Gereja di Florida untuk membakar Al-Qur’an pada 11 September, mengatakan bahwa hal itu akan menempatkan nyawa-nyawa pasukan Amerika di luar negeri dalam bahaya.
Jenderal David Petraeus mengatakan bahwa gerakan tersebut akan digunakan oleh Taliban untuk menaikkan citra mereka dan akan menghidupkan kemarahan terhadap pasukan-pasukan AS.
"Gerakan tersebut dapat membahayakan pasukan-pasukan dan dapat membahayakan keseluruhan upaya," Petreaus mengatakan pada kantor berita The Wallstreet Journal pada Senin waktu setempat.
"Tindakan tersebut justru semacam tindakan yang dapat digunakan Taliban dan dapat menyebabkan masalah yang signifikan," Patreaus menambahkan.
Pejabat militer takut jika protes tersebut kemungkinan besar akan menyebar ke kota-kota lain di Afghanistan, terutama jika kejadian tersebut disiarkan atau berakhir di video internet.
Pastur Gereja Dove World Outreach Center in Gainesville, Terry Jones mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "Kami mengerti kekhawatiran Jenderal tersebut. Kami yakin bahwa kekhawatirannya masuk akal." Meskipun demikian, ia menambahkan, "Kami harus mengirim sebuah pesan yang jelas pada elemen radikal. Kami tidak lagi dikendalikan dan didominasi oleh rasa takut dan ancaman mereka."

Jones mengatakan bahwa ia telah ditolak ijinnya untuk berdemonstrasi, namun telah mengatakan bahwa ia berencana untuk melanjutkan protes tersebut.
Pendeta Stephanie Sapp, juru bicara untuk pusat tersebut mengatakan bahwa tidak ada seorangpun dari Pentagon atau agen federal lainnya telah menunjukkan kekhawatiran mereka dan meminta bahwa tindakan tersebut dibatalkan. Ia benar-benar mengatakan bahwa Biro Investigasi Federal (Federal Bureau Investigation – FBI) telah membahas tindakan-tindakan keamanan.
Pejabat Pentagon mengatakan bahwa pihaknya tidak menyadari bahwa ada pejabat Departemen Pertahanan yang telah secara langsung menghubungi Jones. Namun petugas militer mengatakan bahwa mereka berharap pernyataan Petraeus – sebuah gerakan yang tidak biasa sejak komando militer jarang terlibat dalam politik – akan meyakinkan Jones untuk mengubah rencananya.
Jenderal Petraeus menolak untuk menguraikan tentang sifat dasar ancaman atau kekerasan yang bisa saja terjadi, namun orang-orang barat di Afghanistan telah diperingatkan untuk menjauh dari restoran dan tempat-tempat publik lainnya di tengah-tengah ketegangan yang meningkat.
Pemimpin militer senior yang lainnya menggemakan komentar Petraeus, Letnan Jenderal William Caldwell, yang mengawasi upaya untuk melatih satuan keamanan Afghanistan mengatakan bahwa ia diinformasikan tentang perencanaan protes di Florida tersebut beberapa hari yang lalu oleh menteri senior di pemerintahan Afghanistan.
Jenderal Caldwell mengatakan bahwa banyak dari warga Afghanistan tidak mengerti baik Amandemen Pertama Konstitusi atau fakta bahwa Presiden Barack Obama tidak dapat hanya mengeluarkan sebuah putusan untuk menghentikan Jones dari demonstrasinya itu. Para pejabat militer mengatakan bahwa mereka tidak berusaha untuk menyangkal Jones, haknya untuk bebas berbicara, namun takut ia tidak memikirkan akan konsekuensi dari tindakannya.
"Tidak ada masalah tentang hak Amandemen Pertama; bukan itu masalahnya," Jenderal Caldwell mengatakan. "Pertanyaannya adalah: Apa implikasinya di sini? Masalah ini akan membahayakan para tentara pria dan wanita yang bertugas di Afghanistan."
Pejabat militer juga takut jika video dari pembakaran Al-Qur’an disiarkan di Afghanistan, ketegangan dapat meningkat antara pasukan NATO dan militer dan polisi Afghanistan. Dugaan kesalahan penanganan Al-Qur’an telah mengganggu pelatihan keamanan Afghanistan sedikitnya dua kali dalam tahun ini, Jenderal Caldwell mengatakan.
Dalam satu contoh, sebuah Al-Qur’an terjatuh ke tanah ketika seorang petugas Amerika membuka sebuah loker selama sebuah inspeksi barak peserta latihan Afghanistan. Rumor tentang hal itu cepat menyebar bahwa petugas tersebut telah melempar Al-Qur’an ke tanah, membuat marah para peserta latihan di kamp tersebut. "Ia kemudian dengan cepat meminta maaf, namun rumor menyambar seperti api," Jenderal Caldwell mengatakan. "Sangat sulit untuk membalikkan kesalahpahaman, kami menghentikan semua pelatihan pada hari itu."
Gereja The Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, mengatakan bahwa pihaknya akan membakar salinan kitab suci Al-Qur’an di halaman Gereja untuk menandai hari jadi kesembilan dari serangan 9/11.
Telah terdapat demonstrasi sehari-hari menentang rencana Gereja tersebut di Afghanistan sejak Jum’at.
Pastur Gereja tersebut, Terry Jones, mendistribusikan kaus oblong dengan tulisan slogan anti-Islam tahun lalu. (ppt/pv/wsj) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar